Gotta Love Yourself Better, eh?

Expecting round of applause for that I somewhat finally have a will to update this blog.
Well I do posted a couple of posts few days ago but those doesn't count though.
.
.
.

I'm doing real talk right now, okay. Some of you may find this worth to read, other of you may find this nothing but trashy since all i'm going to talk about is none other but myself.
It's a personal blog anyway.

So let's just start, shall we?
.
.

Kalau kamu nggak pernah se-tidak-suka-itu sama diri kamu sendiri sampai tiap lihat orang lain rasanya ingin jadi orang itu aja, kamu orang yang beruntung. Kalau kamu selalu merasa fit untuk masuk ke dalam social cirlce mana saja, kamu orang yang beruntung.

Sayangnya, aku pernah merasa nggak seberuntung kalian semua seperti itu. Dalam kurun waktu yang lama. Mungkin sejak aku udah mulai masuk SMP? Pubertas memang kurang menyenangkan untuk beberapa orang, dear.

"Ah, masa, sih. Perasaan dulu kamu deket aja, tuh, sama orang-orang."
"Jangan lebay. Kamu biasanya juga ketawa-ketiwi aja, tuh, sama banyak orang."

Iya. Syukurnya, aku masih beruntung nggak ada masalah dalam bersosialisasi dengan sebagian orang.

Tapi, sayang, aku yang begitu pun selalu merasa insecure dan nggak nyaman dengan diri sendiri.
Aku pernah menghina-hina diri sendiri? Sering.
Aku pernah nyalahin diri sendiri, bahkan pada hal yang sebenarnya kalau menurut akal sehat nggak ada hubungannya sama aku? Sering banget.

Ujung-ujungnya sedih sendiri. Mau gimana juga nggak pernah puas sama diri sendiri. Selalu mikirnya "Aku mau jadi dia aja."  atau "Kenapa aku nggak se-(insert + points here) dia sih." Sampai nggak sadar kalau aku ternyata udah jadi benci sama diri sendiri.

"Am I even good enough?" 

Apa aku misuh-misuh begitu karena pengaruh hormon aja? Hahaha, nggak. Tentu juga ada kontribusi dari lingkungan luar. Beruntungnya, bukan dari dalam circle ku. ( Berarti aku sudah pintar pilih-pilih teman yang tidak toxic. ) Tapi, kalau kamu masih pelajar, ada satu lingkaran sosial besar yang tentu nggak bisa kamu hindari dan mau nggak mau akan ketemu terus paling nggak sampai kamu lulus; sekolah dan warga sekolah yang kamu bahkan nggak tau ( dan nggak peduli juga, sih ) siapa namanya. If only you knew how fed up I am being body-shamed by people that I don't even know who's their fucking name is. Stresssing me out. A lot. Aku marah sama mereka? Tentu. Tapi entah, aku malah lebih marah sama diri sendiri.

Hampir enam tahun. Merasa begitu.

Mau gila aja.


Syukurnya, aku nggak perlu nunggu sampai sakit jiwa untuk sedikit menghilangkan perasaan dan pikiran kayak gitu. Cukup nunggu lulus sekolah aja.

Lulus sekolah bikin aku nggak perlu ketemu orang-orang yang entah kenapa bisa menjadi sangat toxic padahal nggak pernah ngobrol satu kalimat pun sama aku. Lulus sekolah, aku cuma menjaga kontak dengan orang-orang yang sangat baik, yang 'ngetok' aku banget sampai bisa memutar pikiran jadi "Kalau mereka aja nggak masalah sama aku, kenapa aku harus benci sama diri sendiri?"
And that, my friend, IS how I finally learn how to love myself.

Dan ya, mulai belajar mencintai diri sendiri tentu membawa banyak sekali kebaikan untuk aku.
Aku belajar untuk mulai menerima diri dan mulai menjaga diri dengan baik. Berusaha dan mulai ada niat untuk berubah jadi lebih baik.


Lingkungan itu kunci, sayang.


Kalau kamu sedang kesulitan untuk nerima diri sendiri, tolong. Tolong sibukkan diri kamu dengan orang-orang yang baik untuk kamu dan jangan dengarkan yang negatif, ya? Memang susah, tapi masa mau meringkuk gitu terus? You deserve to be loved, even by your own self, dear.

Dan kalau kamu cukup beruntung untuk nggak perlu ngerasain itu semua, tolong. Tolong tetap belajar untuk jadi orang yang berpengaruh baik untuk orang lain. Bawa hal positif dan jaga omongan kamu ke orang lain. Tentu beribu hal baik akan datang kembali ke kamu!




Cheers!





p.s.
Giving  out all the loves that I have to my greatest companies. Tanpa kalian sadar, kalian sudah sangat membantu. Terima kasih banyak!

Comments

  1. Some says "Isn't changing yourself the same as running away? Why can't you just accept who you are?"

    ReplyDelete
    Replies
    1. The point that you should get is that there are big differences between "changing yourself into another person" and "upgrading yourself into a better version of you". Dan dalam kasus self-love, tentu yang kedua. It's like you finally able to accept you being yourself, that's how you finally learn how to love yourself and then somewhat you get in a stage where you want to get just better and better (tapi tidak merubah SIAPA kamu) to gain more love from yourself. Toh kamu dari bayi sampai sekarang juga pasti ada perubahannya, kan?
      May you have a great day, friend!

      Delete
  2. idk why am i reading this again but im glad i did

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts